Kamis, 04 Juni 2015

Pemasaran Tanaman Organik


Pengertian Tanaman Organik
Menurut sistem standardisasi Indonesia, SNI 01–6729–2002, pengertian pertanian organik adalah sistem manajemen produksi holistik yang meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agro-ekosistem, termasuk keragaman hayati, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah.
Pertanian organik merupakan suatu sistem budidaya yang dilaksanakan secara terpadu dengan bersandar kepada pengembangan kesehatan faktor – faktor yang berperan dalam pelaksanaan pertanian itu sendiri mulai dari keragaman hayati, menunjang berjalannya siklus biologi secara aman dan wajar serta ditunjang oleh upaya memberdayakan aktifitas biologi tanah dengan tujuan untuk meningkatkan produksi pertanian.
Selain hal tersebut diatas, pertanian organik berpijak pada pemahaman yang mendasar bahwa untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian maka harus dilaksanakan suatu pola pertanian yang mandiri dan merdeka dari ketergantungan terhadap faktor produksi dari luar seperti racun kimia buatan dan pupuk kimia buatan. Jadi secara harfiah jika dijelaskan maka pertanian organik adalah suatu sistem pertanian yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dengan menjauhkan petani dari ketergantungan terhadap pihak luar dan meningkatkan produksi dengan jalan memberdayakan potensi lokal yang ada di lingkungan petani dengan tetap bersandar kepada berlangsungnya keragaman hayati dan siklus biologi lingkungan.

Pemasaran Tanaman Organik


Pola pemasaran produk pertanian organik bisa menggunakan pola lama ataupun pola-pola baru. Hasil pertanian organik masih bisa bersaing dipasar konvensional, karena meski biaya operasionalnya lebih besar tapi inpu-input produksinya lebih murah. Namun apabila ingin mendapatkan insentif harga sebaiknya dijual ke pasar moderen atau penjualan langsung.

a. Pasar tradisional

Pasar ini merupakan pasar pertanian tertua. Untuk memasok pasar jenis ini biasanya melalui rantai para pedagang pengepul dan tengkulak yang ada sampai hingga ke pelosok desa. Kelebihan sistem ini adalah mudah. Petani tidak harus jemput bola tinggal nunggu di lahan, bahkan biasanya proses panen pun dilakukan pedagang pengepul.
Banyak petani yang lebih nyaman dengan sistem ini karena kemudahan tersebut. Bahkan beberapa tengkulang dan pengepul mau meminjamkan modal untuk produksi musim tanam berikutnya. Walaupun seringkali hal ini menjadi jeratan bagi petani.
Kelemahan dari sistem ini adalah harganya yang rendah. Apalagi bila produk pertanian dibeli dengan sistem ijon atau dibeli sebelum panen.

b. Pasar moderen

Ada dua pola untuk memasuki pasar moderen, yaitu dengan memasoknya langsung dan melalui perusahaan pemasok. Untuk memasok langsung, produsen harus memiliki modal dan relasi yang cukup. Karena biasanya barang yang masuk tidak dibayar secara langsung. Hal ini bisa disiasati dengan membentuk koperasi petani organik.
Sebagian petani organik, ada juga yang menjual hasil panennya ke perusahaan pemasok pasar moderen. Dalam hal ini yang mempunyai kontrak dengan pasar moderen adalah perusahaan pemasok. Petani menjual kepada perusahaan pemasok.

c. Penjualan langsung

Alternatif dari sistem-sistem pemasaran diatas adalah dengan melakukan penjualan langsung. Petani memasarkan hasil panen secara langsung ke konsumen. Biasanya dalam bentuk paket-paket yang disesuaikan dengan hasil panen.
Paket dikirimkan langsung ke konsumen yang berlangganan. Jenis dan maca sayuran disesuaikan antara kebutuhan konsumen dan musim tanam. Untuk menjalankan sistem seperti ini, petani wajib menerapkan sistem multiklutur agar produk yang dihasilkan tidak monoton. Kalau sulit dipenuhi sendiri, petani produsen bisa membentuk kelompok.

Pemasaran Pertanian Organik
Pola pemasaran produk pertanian organik bisa menggunakan pola lama ataupun pola-pola baru, yang penting prinsip-prinsip penanganan produk organik tetap dijalankan secara benar. Adapun beberapa cara yang dapat dimanfaatkan untuk sistem pemasaran produk organik adalah melalui: Pasar Tradisional, Pasar Moderen dan Sistem Penjualan langsung.
Pasar pangan organik sejauh ini sudah berkembang dengan sangat dinamis dan terus tumbuh. Bahkan di tingkat internasional sudah ada beberapa organisasi yang secara khusus menangani masalah produk organik tersebut, antara lain: Organic Trade Association, dan organic dairy food.
Menurut laporan Global Industry Analysts , bahwa pada tahun 2009 pasar global pangan dan minuman organik diproyeksikan akan melebihi US$86 trilyun.Kondisi tersebut cenderung terus meningkat, termasuk permintaan ekspor, meningkatnya jumlah gerai dan toko organik, semakin semaraknya supermarket yang membuka outlet organik. Demikian halnya total produknya pun semakin beragam, yaitu mulai dari sayuran segar sampai daging dan produk probiotik.
Beberapa permasalahan yang dihadapi dalam pemasaran produk pangan organik selama ini adalah:
  • 1.Masalah dari segi Supply
  • Terbatasnya jumlah supplier produk organik di Indonesia
  • Kurangnya pemahaman filosofi organik di kalangan petani
  • Secara umum masih dikelola secara tradisional dan skala kecil
  • Keaslian produk organik (dibutuhkan sertifikasi )
  • Supply tidak konsisten (sering putus) baik dari kualitas, kuantitas dan kontinuitas
  • Penanganan pasca panen yang kurang baik (mutu turun dan kehilangan sifat organik)
  • Kurangnya kerjasama antara supplier dan supermarket (resiko waste)
  • Kurangnya pengetahuan tentang produk organik oleh buyer di supermarket
  • 2.Masalah dari segi Pemasaran
  • Kurangnya pengetahuan dan pemahaman konsumen soal produk organik
  • Penampilan produk dan packaging kurang menarik dimata konsumen
  • Harga lebih mahal dari produk non-organik
  • Kurang gencarnya promosi
  • 3.Masalah dari segi Konsumen
  • 4.Faktor eksternal (produk organik import)
Tujuan Pertanian Organik
Tujuan pengembangan pertanian organik ditopang oleh 3 (tiga) pilar yaitu pilar ekonomi yang dapat dikemas untuk peningkatan daya saing produk dan peningkatan pendapatan petani, pilar lingkungan diharapkan dapat terkondisikan untuk mendukung kelangsungan biodiversitas dan menghindari terjadinya pencemaran dan potensi pencemaran, pilar sosial dirancang dan direncanakan agar mampu meningkatkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat petani dan sekaligus menjaga kesehatan masyarakat.
Produk Organik vs Produk Non Organik
Barangkali pemahaman yang paling mudah diketahui masyarakat awam tentang Produk Pangan Organik adalah produk pangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi yang bersifat alami atau terbebas dari asupan bahan kimia an organik, terutama pupuk maupun pestisida berbahan kimia an organik. Produk pangan yang dihasilkan dari sistem pertanian organik dinyatakan lebih sehat, lebih aman, kandungan gizi dan komponen bioaktifnya lebih beragam, serta kandungan unsur kimia yang dibutuhkan tubuh lebih tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian, dari segi organoleptik dipastikan bahwa pangan organik lebih baik terutama dari segi cita rasa, karena dihasilkan dari sistem pertanian yang sangat bersahabat dengan lingkungan serta sangat memperhatikan ecological, economical, sociological sustainability.
Beberapa jenis produk organik sejauh ini semakin beragam tersebar dipasaran produk pangan, antara lain berupa bahan pangan pokok (Beras dan Palawija), buah-buahan, sayuran, rempah dan herbal, Ayam organik, Susu dan yogurt kambing organik, Produk perkebunan organik (Vanilla, VCO, mete, kopi, teh, kayu manis).
Sejalan dengan semakin merebaknya keberadaan produk pangan organik diberbagai outlet, ternyata produk pangan non organik pun keberadaannya tidak berkurang. Bderbagai keunggulan dan kelemahan dari kedua jenis produk tersebut sejauh ini semakin banyak dibicarakan dan menjadi bahan diskusi yang menarik. Sekarang pilihannya sangat tergantung kepada hati nurani kita semua sebagai konsumen yang membutuhkannya.